jadi sedayanya aku mencuba menyusun setiapnya satu persatu, perlahan dan penuh atur
moga kamu bisa hambatkan aku,
sebab aku terlalu mahu kamu lihatkan
tiap capai genggam aku
tiap rebah sungkur aku
tiap senyum tawa aku
tiap rintih penat aku
pada redup gumpal awan yang kau titipkan untuk taufan amuk sang hujan dan bahang marah mentari dulu..
; mendongak awan
mencongak bintang
membisik pada bulan
lihatlah pada sepasang kaki kecil aku yang pernah kau belai usapkan dulu..
berdiri dengan megah, gagah sekali..
andai bisa kau pandang ke sisi
izinkan aku menumpangkan lelah
menjatuh kepala pada lapang dadamu
menjenguk pada indah senyummu
menggenggam erat jemari tuamu..
capaikan pada basah pipi tembamku
tepiskan satu persatu titis alir yang melalu tanpa henti
bisikkan pada aku
; aku sentiasa ada bersama kamu
dekat dengan kamu
dalam hati setiap kamu, puteriku..
(24.04.2006)
No comments:
Post a Comment