sendiri di sini
di pinggir kota
belantara desa
pernah dulu dia hadir
memamah caci
menelan sindir
rebah
namun tabah
semangat tak pernah patah
hiba lagi
tafakur menginsafi
ya Sattar
rebah dan jatuh lagi
entah untuk yang ke berapa kali..
tabah
cuba berdiri
namun kudrat sejerih tak mampu mengatasi
lalu tertewas kali ini
tertiarap di sisi Kursi
ya Rabb
gama ini membolosi
peluru hiba menembusi
jahilkah atau sekadar membuta tuli?
kesima di celah mimpi
ya Syakir
ini bukan ilusi sekadar fantasi
tapi inilah realiti,
psikologi si sunti
1248, 23.05.2004
No comments:
Post a Comment